Untung ada Sunscreen


Salah satu cara menhindari efek buruk sinar matahari yang dapat mengakibatkan photoaging adalah menggunakan sunscreen. Manfaat sunscreen atau tabir surya ini dapat menepis sinar matahari sehingga menekan jumlah radiasi ultraviolet yang sampai ke permukaan kulit. Adanya sunscreen ini diharapkan dapat mengurangi dampak buruk radiasi ultraviolet. Namun, ternyata meskipun Anda telah menggunakan sunscreen, bukan berarti Anda dapat sepuasnya berada dibawah sinar matahari. Karena tidak ada satu jenis sunscreen yang mampu memberikan perlindungan 100%. Jadi, sebaiknya jauhi paparan sinar matahari secara langsung bila memungkinkan.

Yang perlu Anda ingat adalah :
*Sunscreen tidak mengurangi efek photoaging yang sudah timbul.
* Pilihlah sunscreen dengan perlindungan luas .
* Pakailah sunscreen 20-30 menit sebelum terpapar sinar matahari.
* Gunakan sunscreen dalam jumlah cukup dan aplikasi ulang bila diperlukan (sesuai dengan kadar SPF).
* Gunakan sunscreen secara teratur dengan konsisten.
* Gunakan juga pelindung lain bila diperlukan, misalnya topi lebar, kacamata gelap maupun pakaian tertutup.
* Bagi Anda yang cenderung berjerawat, sebaiknya memilih sunscreen berbahan dasar gel.

Akibat Iseng Buka Kulkas



Tahukah Anda, jika ternyata keseringan membuka kulkas dapat berakibat menambah efek global warming. Maka dari itu, sebaiknya pikirkan terlebih dahulu apa yang ingin Anda ambil dari dalam kulkas sebelum membukanya. Jika sudah tahu apa yang ingin Anda ambil, barulah membuka kulkas. Karena semakin sebentar Anda membuka kulkas, semakin sedikit energi yang dibutuhkan kulkas untuk kembali ke suhu semula. Berdasarkan sumber www.live-thesolution.com membuka kulkas selama 1 menit, membutuhkan energi yang dihasilkan selama 3 menit untuk mengembalikan kulkas ke suhu semula. Jadi, kurangi dari sekarang keisengan Anda yang hanya ingin melihat isi kulkas sebagai bentuk dari kecintaan Anda terhadap bumi.

Memilih Kacamata Surya Sesuai Bentuk Wajah



Kacamata surya atau sunglasses, selain mempercantik penampilan, juga melindungi mata dan daerah sekitar mata dari efek buruk sinar matahari yang semakin merajalela. Sinar ultraviolet yang berbahaya ini dapat menyebabkan katarak dan age related macular degeneration, juga bisa menyebabkan penuaan dini kulit di sekitar mata Anda. Maka dari itu, lindungilah mata Anda dengan memakai sunglasses, dan untuk menunjang penampilan Anda, pilihlah kacamata sesuai bentuk wajah.
1. Wajah Panjang
Untuk wajah dengan bentuk panjang, sebaiknya memilih kacamata dengan ukuran besar. Frame tebal dengan bentuk persegi tampak memberikan efek memperpendek bentuk wajah.
2. Wajah Bulat
Cobalah kacamata kotak atau empat persegi panjang dengan bridge tipis untuk menciptakan kesan wajah lebih panjang dan menambahkan sudut pada wajah. Hindari kacamata kecil, bulat ataupun model yang sangat besar.
3. Wajah bentuk Hati
Bentuk kacamata oval dapat menegaskan tulang pipi bagi pemilik wajah berbentuk hati. Selain itu, dapat juga kacamata aviator. Bentuk ini dapat menyeimbangkan dagu kecil dengan menegaskan area mata dan memperpendek bagian bawah wajah.
4. Wajah Kotak
Pilihlah kacamata yang lebih lengkung, model mata kucing karena melembutkan garis rahang kuat. Kacamata tanpa frame juga pilihan baik karena member ilusi lebih ramping dan memperpanjang wajah.

Berbisnis Kayu Solid Yang Multiguna



Kayu, kini tidak hanya dipakai untuk sekedar membuat perabotan saja. Namun kini, kayu bisa juga dikreasikan menjadi sebuah mainan edukatif bernilai jual tinggi. Di Samarinda, Erica Sulistina pintar memanfaatkan sumber daya alam kayu yang berlimpah diwilayahnya. Lewat ADEKA Educational Toys and Craft ia mengenalkan karya-karya inovasi mainan kayu yang bermutu tinggi.

Semua berawal dari kegemaran menggambar yang ditunjang usaha orang tua yang memiliki usaha Moulding Kayu, membuat Erica sering mengaplikasikan hasil gambarnya menjadi sebuah mainan/prakarya kayu yang unik. Sejak tahun 2005, mulailah wanita berumur 25 tahun ini membuat papan nama kelompok belajar, rumah boneka, panggung boneka, atau Lukisan khas anak-anak untuk dinding sekolah TK/playgroup.

Seiring waktu berjalan, tepatnya 6 Juni 2006, akhirnya Erica memberanikan diri membuka ADEKA yang merupakan nama panggilannya yang diberikan oleh keluarganya. Bermodalkan mesin dan alat yang terdapat di Moulding milik Orangtuanya, ia memulai ADEKA Educational Toys and Craft. Menurutnya, untuk membuat mainan, lebih diutamakan memiliki Alat yang portable atau handy.

Pesanan demi pesanan pun mulai beragam menjadi rak sepatu, meja belajar, puzzle, mainan balok, dan produk lainnya. Sampailah pada tahun 2007 Erica mulai menerima tawaran untuk mengerjakan mainan yang lebih beragam. Dari sanalah ia tertarik untuk mencari referensi tentang mainan kayu. Mulai dari bentuk, ukuran sampai aksesorisnya. “Akhirnya pada akhir tahun 2008, mainan yang kami produksi mulai banyak yang ready-stock, karena kami telah memiliki Showroom tetap yang beralamat di Jl. Cendana No. 3,” ujar istri dari Hadi Susanto ini.

Setelah memiliki showroom tetap, produk yang dihasilkan ADEKA semakin bervariasi mulai dari mainan balok, mainan stacking, mainan potong, alat peraga edukatif(APE), wiregame, mainan kayu jahit, palu ketok sampai pada mainan pesanan. Dalam memperoleh inspirasi design mainan, Erica akui terkadang suka muncul saat ia membaca komik-komik Jepang kesukaannya. Selain menjual produk-produk diatas, ADEKA juga menjual Woodcraft Construction Kits Impor (puzzle kayu rakitan 3 dimensi) terdiri lebih dari 75 koleksi jenis/seri.



Cutting Bread dan Cutting Roll-Cake merupakan produk unggulan ADEKA, mainan potong ini bisa direkatkan kembali setelah dipotong, berbentuk Roti dan kue Bolu Gulung (seukuran roti dan bolu sungguhan). Menurut ibu dari satu anak ini, produk ini diminati karena bentuknya yang unik dan bahannya yang terbuat dari kayu Meranti Oven yang berkarakteristik dengan seratnya yang cantik, ringan tapi awet.

Selain itu, ada juga berbagai jenis alat peraga edukatif, terutama rambu lalu lintas dan pohon kayu, karena gambarnya bukan sablon, melainkan langsung dilukis dengan cat super-gloss, dan menggunakan kayu bengkirai yang keras dan berat (tidak mudah jatuh).
Menurut Erica, produk mainan edukatif ini banyak memiliki manfaat diantaranya melatih konsentrasi, fokus dan pengamatan anak, melatih life-skill dasar, melatih motorik kasar dan gerak otot, melatih kesabaran & kemandirian anak, melatih anak untuk kreatif & imajinatif (anak akan dipandu untuk menggunakan otak kanan dengan lebih dominan), memperkuat daya ingat, mengenal bentuk, warna dan sifat benda juga sebagai media hiburan yang aman bagi anak.

Untuk bahan baku, ADEKA menggunakan kayu-kayu Kalimantan batangan seperti kayu meranti dan bengkirai yang berasal dari pemasok langganan usaha Moulding orangtuanya.. Sedangkan untuk Bahan Plywood dan bahan cat, ADEKA mengambilnya dari supplier maupun distributor. Untuk bahan MDF (Medium Density Fiberboard), ADEKA peroleh dari PT.Sumalindo, yang memang merupakan pabrik MDF di Samarinda.
Memang sudah banyak yang memproduksi mainan edukatif seperti ini di Indonesia, namun yang menjadi keunggulan produk ADEKA adalah digunakannya Kayu Solid Kalimantan sebagai sebagian besar bahannya. Sehingga usia mainan lebih tahan lama. Selain itu, beberapa jenis mainan juga didesain secara khusus (tidak diproduksi massal), sehingga lebih unik.

Selama ini, ADEKA mengenalkan produknya masih sekedar pada market di wilayah Pulau Kalimantan dan Indonesia Timur. Untuk di daerah Kalimantan sendiri, terutama Samarinda, mainan edukasi dan mainan kayu hanya dikenal baik oleh lingkungan sekolah TK, Playgroup, atau bimbingan Calistung. Tapi mulai awal tahun 2009, sudah banyak pula orangtua yang sadar akan pentingnya memilih mainan yang ada unsur edukasinya. Erica mengatakan meskipun perlahan, tapi ia yakin ke depannya, mainan edukasi akan lebih baik lagi pasarnya.

Berbicara mengenai suka duka dalam menekuni bisnis ini, Erica merasa senang karena ternyata mulai banyak orangtua yang sadar akan nilai plus mainan kayu atau jika ada perusahaan setempat yang berbelanja banyak di ADEKA, dengan maksud ingin menyumbang ke sekolah-sekolah terpencil
Secara pribadi, Erica yang juga bekerja sebagai arsitek ini merasa sedih jika mainan rusak saat pengiriman padahal sudah di usahakan sedemikian rupa. Atau pada saat para pendidik/Sekolah/orangtua lebih memilih Mainan Edukasi Impor, yang nyata-nyatanya sudah di’buang’ oleh banyak Negara maju karena bahan yang digunakan tidak aman untuk anak.



Perlu diketahui, di Samarinda, harga alat dan bahan semuanya mahal, belum lagi upah pekerja yang juga jauh lebih tinggi dibandingkan Pulau Jawa. Itulah yang menyebabkan, produk yang sama, di ADEKA bisa jadi lebih mahal dibanding harga di Pulau Jawa. Meskipun demikian Erica memiliki kebanggaan tersendiri karena telah menjadi salah satu perintis usaha Mainan Kayu di Kalimantan. Sebagaimana Moto Pemerintah Kalimantan Timur, kami pun “BANGGA MEMBANGUN KALTIM dengan Mencetak generasi Kreatif, Cerdas & Gembira”.

Selain di Samarinda, pemasaran produk ADEKA telah mencapai Balikpapan, Bontang, Palangkaraya, dan Jambi. Tapi untuk pembelian retail, ADEKA sudah melayani berbagai daerah di Indonesia. Produksi yang ADEKA hasilkan tergantung periode liburan sekolah atau event tertentu, namun, rata-rata sekitar 100-200buah/bulan.

Erica menyarankan, jika dalam bisnis ini belum ‘menghasilkan’, dibutuhkan kesabaran ekstra dan tetap terus semangat mengenalkan kepada masyarakat, bahwa mainan edukasi mutlak dibutuhkan anak pada masa tumbuh-kembangnya. Dan tak lupa men sosialisasikan bahwa mainan kayu lokal itu jauh lebih aman dan tahan lama dibanding yang Impor.

Bed Cover Binatang, Teman Tidur Si Kecil




Bed cover atau selimut biasanya hanya berbentuk persegi dengan motif print. Namun, kini hadir bed cover unik dan lucu dengan beranekaragam bentuk, salah satunya bentuk binatang yang cocok menemani si kecil tidur.

Bed cover, pada dasarnya berfungsi sebagai penghangat ataupun pelindung dari serangan nyamuk. Tak hanya itu, kini bed cover pun dapat menambahkan kenyaman tidur dan mempercantik tempat tidur dengan bentuknya yang semakin unik dan lucu. Lienny M. Gunardi, terinspirasi membuat bed cover yang tak biasa untuk mempercantik tempat tidur Anda maupun si kecil.

Kini, wanita yang akrab disapa Yenny ini telah mengembangkan produknya menjadi aneka produk yang unik dan lucu. Dan yang menjadi unggulan dan keunikan karya Yenny adalah bed cover anak dan bed cover bayi dengan bentuk binatang yang memiliki mata, hidung, mulut, tangan, kaki maupun ekor. dengan bahan yang halus dan bentuknya yang lucu.

Yenny menceritakan bahwa kesukaannya pada dunia anak-anak membuat ia terinspirasi untuk membuat karya-karya yang unik, lucu dan pastinya disukai anak-anak. Awalnya ia hanya membuat souvenir dengan bentuk yang lucu dari kain flannel dan kain perca yang ternyata sangat disukai banyak orang. Pesanan pun mengalir untuk souvenir pernikahan dan ulang tahun.

“Dari sanalah saya mendapat ide untuk membuat bentuk yang sangat besar dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, dan pilihan saya jatuh pada bed cover anak lucu dan unik, yang dapat mempercantik kamar tidur mereka, juga menemani mereka tidur dan bermain,” ujar wanita kelahiran Sukabumi, 14 April 1969 ini.

Dua tahun ia bereksperimen men-design dan membuat bed cover lucu dan unik untuk dipakainya sendiri. Setelah yakin hasilnya bagus, barulah ia memulai usaha ini lima tahun yang lalu. Dan untuk produksi ia menjadikan rumahnya yang berada di Melati Mas Residence, Serpong, Tangerang sebagai tempat produksi bed cover ini.

Ibu dari dua anak ini telah terbiasa dengan dunia menggambar dan jahit menjahit sejak kecil. “Ayah saya seorang guru gambar dan lukis. Ibu saya pernah menjadi penjahit pakaian wanita. Jadi sejak kecil, saya sudah tidak asing dengan jahit-menjahit dan gambar-gambar lucu yang dibuat ayah saya untuk murid-muridnya,” ujar Yenny.

Untuk memasarkan produknya ini, Yenny tidak memiliki showroom, ia lebih memilih melalui agen-agen yang ia miliki, internet, mengikuti pameran, bekerjasama dengan produsen furniture anak sampai pada masuk katalog kartu kredit. Ia pernah mencoba selama 1,5 tahun memasarkan dengan lewat showroom, namun ternyata hasilnya kurang efektif.



Selain bed cover bayi dan bed cover anak berbentuk binatang yang lucu dan unik, Yenny juga memproduksi aneka kebutuhan rumah tangga lainnya seperti aneka bed cover remaja dan dewasa, sprei set, bantalan kursi, bantalan duduk, cempal ( pegangan panas untuk panci), tempelan lemari es, serta gantungan kunci/ gantungan kaca.

Yang menjadi ciri khas produk-produk Yenny adalah di bentuk model yang semua model dibuat dari full katun polos yang dibuat secara patchwork, quilting (dibantu mesin jahit), bordir dan aplikasi, sehingga membentuk suatu karakter. Teknik patchwork dan quilting ini merupakan seni menggabung-gabungkan kain dengan ukuran dan potongan tertentu untuk membentuk motif-motif yang unik.

Untuk mendapatkan bed cover yang nyaman, rapi dan detail diperlukan teknik pengerjaan yang cukup sulit dengan ketelitian ekstra tinggi serta bahan baku dengan kualitas terjamin. Untuk itu, produk-produk bed cover dijual dengan harga mulai dari Rp 260 ribu sampai Rp 900 ribu tergantung ukuran dan kualitasnya. Contohnya seperti bed cover bayi dijual Rp 260 ribu/ set berikut dengan sprei setnya, sedangkan bed cover binatang untuk anak, Yenny mematok harga Rp 500 ribu- Rp 900 ribu/ buah untuk KW 1 dan Rp 350 ribu- Rp 500 ribu/ buah untuk KW 2.

Bahan baku yang digunakan didapatkan langsung dari pabrik dalam dan luar kota Semua bahan baku produksi dalam negeri, namun kwalitas terbaik. “Bahan yang digunakan adalah bahan yang lembut, tidak berbulu, tahan lama, dan harus produksi dalam negeri agar barang-barang produksi kami harganya terjangkau,” ujar wanita lulusan ASMI ini.

Selama ini semua kalangan menyukai produk-produk hasil karya Yenny mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. Yenny menjelaskan hal ini mungkin dikarenakan dibandingkan produsen bed cover yang pada umumnya menggunakan bahan print/cetakan dan berbentuk persegi, sedangkan produknya menggunakan bahan polos dan menghindari bentuk persegi yang kaku sehingga karakter yang dibuat benar-benar hidup dan indah.

Yenny mengatakan bahwa usaha ini memiliki prospek bagus untuk saat ini maupun ke depannya asalkan sasarannya tepat. Contohnya bed cover bayi, Yenny memasarkannya terutama ke rumah sakit- rumah sakit bersalin dan toko-toko perlengkapan bayi. Hal ini dikarenakan, ia terpikir bahwa setiap hari pasti ada kelahiran bayi, maka konsumen akan selalu berdatangan ke tempat-tempat tersebut. Bahkan bed cover bayi pernah mencapai penjualan sebanyak 35 lusin.

Selama ini pesanan/order yang biasanya per bulan untuk bed cover bayi/anak berjumlah 100-200 buah, bantalan kursi 100-400 buah, dan permintaan akan meningkat di akhir tahun. Sedangkan untuk bantalan duduk, cempal dan souvenir, tergantung dari sisa produksi bed cover. Jadi kami membuat ready stok dulu baru kami pasarkan.

Karena keunikan produknya, Yenny acapkali mengalami kepahitan yakni saat banyak hasil karyanya yang dijiplak, baik design maupun kreatifitasnya. Untuk itu Yenny mau tak mau harus bekerja ekstra keras untuk membuat model-model baru, yang biasanya dalam tiga bulan ia mengeluarkan satu atau dua model baru, kini dalam satu atau dua bulan ia bisa mengeluarkan delapan model baru.

Namun dibalik itu semua, Yenny menceritakan bahwa usaha seperti ini tidak pernah merasa bosan/jenuh karena usaha ini termasuk karya seni yang dapat dengan bebas berekspresi dan menimbulkan banyak kreatifitas. Selain itu, tidak ada limbah produksi karena bahan baku tidak ada yang terbuang, sisa produksi bed cover dan sprei dibuat bantalan kursi, bantalan duduk, souvenir dan cempal.

Seiring waktu berjalan, di lihat dari jumlah produksi, usaha Yenny mengalami perkembangan. Hal ini membuat Yenny harus menyuntikkan dana yang cukup besar bagi kelangsungan usahanya. Yenny menjelaskan untuk memperbesar usahanya ia harus menambah karyawan. Menambah jumlah karyawan berarti menambah mesin jahit. Menambah mesin jahit berarti membutuhkan tempat yang lebih luas. Membeli/menyewa tempat untuk produksi membutuhkan modal yang sangat besar.

Yenny memang pantas berpuas hati atas produk-produk unik dan lucu yang ia ciptakan. Tentunya hal ini tak terlepas dari prinsip yang selama ini ia pegang teguh yaitu baginya bekerja dari hati akan menghasilkan keindahan dan kepuasan. Terlihat dari produk-produk yang dihasilkannya memiliki nilai seni dan lain daripada yang lain.
Untuk kedepannya, Yenny berharap dapat meningkatkan produksi dengan mengkaryakan anak-anak atau remaja dari Panti Asuhan. “Untuk rencana ini kami sudah memantau remaja-remaja dari panti Asuhan di Cipanas-Puncak. Mereka mencari dana dengan cara menerima order menjahit bed cover dan lain-lain,” ujar istri dari Anton Gunardi ini.

Yenny berpesan jika ingin memulai usaha sejenis, Anda harus jalani dengan sepenuh hati, tekun, dan ulet. Serta kenali benar-benar produk yang akan Anda buat, jangan pernah memulai usaha karena melihat orang lain berhasil di bidang ini, tetapi karena Anda mencintai pekerjaan ini. Dengan demikian Anda akan menghasilkan karya-karya yang indah, dan keindahan sangat penting dalam menjalankan usaha ini.

Mengukir Kaligrafi di Atas Batu Gading

Siapa sangka batu cadas yang biasanya didiamkan saja atau hanya dijual dalam bentuk mentah dapat berubah menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Batu cadas yang melimpah diwilayah kabupaten Bogor, membuat Udin Saputra terbesit untuk mengolah sumber daya alam yang ada menjadi suatu kerajinan yang bernilai jual tinggi.

Batu gading, mungkin masih asing terdengar ditelinga Anda. Namun, jika batu cadas pasti Anda tahu. Sebenarnya sama saja, hanya saja disebut kerajinan batu gading dikarenakan warnanya yang kekuningan dan berserat seperti warna gading, membuat batu cadas terlihat eksotis dan unik.

Udin yang telah terbiasa mengukir batu sejak kecil ini memiliki bakat alam dalam seni, alhasil, setelah menyelesaikan kuliahnya di IKIP Yogyakarta, ia kembali ke kampung halamannya yaitu kampung Nunggul, Bogor, dengan segudang pemikiran untuk dapat mengembangkan potensi alam yang ada disana.

Lewat design dan hasil karyanya yang unik, ia dirangkul Aneka Tambang (Antam) untuk bergabung menjadi bina mitraan Antam. Dari sanalah Udin’s Gallery yang ia dirikan mulai berkembang dalam hal produk dan ditahun 2006 sudah mulai aktif mengikuti pameran-pameran.

Banyak ragam bentuk kerajinan batu gading yang Udin’s Gallery buat, bentuknya bervariasi, mulai dari patung hewan, vas bunga, ukiran berbentuk gading gajah, kerajinan yang berbentuk bulat telur berukir kaligrafi islam dan banyak lainnya. Dan yang menjadi favorit konsumen adalah telur kaligrafi.

Salah satu alasannya mungkin karena telur tidak mudah patah, lain halnya dengan bentuk gading yang mudah sekali patah. Dan uniknya dari kerajinan batu gading ini, meskipun tulisan ayatnya sama, tiap batu memiliki karakter dan corak yang berbeda. Dan keunggulan kerajinan batu gading Udin adalah menonjolkan kesan batunya. “Saya tidak membatasi bentuk yang akan dibentuk, tapi saya ingin unsur batunya tetap menonjol,” ujar pria kelahiran Bogor, 5 Mei 1977 ini.

Beberapa bulan belakangan ini, Udin’s Gallery tengah sibuk membuat pesanan 3000 pieces telur kaligrafi yang akan diekspor ke Kanada, Jeddah dan Mekah. Selain itu banyak pula pesanan yang berasal dari Jakarta, Surabaya, sampai Cina. Namun, belum semua pesanan dapat ia penuhi, hal ini terkendala sumber daya manusia yang terbatas. Harga jual kerajinan batu gading Udin’s Gallery ini bervariasi, mulai dari Rp 30.000-Rp 9 juta. Udin mengatakan bahwa dia menetapkan harga berdasar ukuran dan kesulitan pengerjaan.

Di saung miliknya yang berada di kampung Nunggul, Udin bersama tujuh karyawannya melakukan proses pembuatan kerajinan batu gading. Biasanya mereka mampu membuat 50-100 unit kerajinan setiap bulannya. Produk Udin’s Gallery ini biasa banyak dipesan oleh perusahaan-perusahaan, bank mandiri, pejabat-pejabat, pelajar-mahasiswa yang biasanya membeli untuk souvenir. Di saung yang memberikan kesan etnik dan khas sunda ini, banyak karya-karya Udin terpajang dengan rapi. Baginya saung ini merupakan workshop sekaligus showroom Udin’s Gallery.

Kerajinan batu gading buatan Udin memiliki kelebihan yaitu pada sisi naturalnya dan salah satu brandnya yaitu bentuk telur yang terukir kaligrafi. “Saya sejak dulu lebih banyak kearah yang Islamic Art, karena kan saya guru, lalu saya berpikir bagaimana caranya produk saya ini bisa jadi bisnis dan pendidikan, makanya saya buat telur berukirkan kaligrafi,” ujar ayah dari satu anak ini.

Penjualan setiap bulan tergantung pesanan yang diterima. Namun, rata-rata Udin menjual 50 unit kerajinan per bulan dengan omzetnya Rp 5 juta - Rp 20 juta sebulan dengan margin sekitar 40%. Untuk kedepannya, Udin berharap bisa mengadakan pameran tunggal karya-karya Udin’s Gallery dan memiliki outlet yang berada di kota-kota seperti Jakarta dan Bogor, dimana ia bisa memasarkan produknya.

Untuk bahan baku sendiri, Udin memperoleh sebagian besar dari lahan miliknya sendiri atau dari tetangga dengan harga Rp 20.000- Rp 100.000 tergantung ukuran batunya. Dan menurutnya, untuk jenis batu cadas yang bagus adalah yang berasal dari bongkahan gunung.

Dalam menentukan akan jadi apa batu-batu cadas yang telah ia pilih biasanya muncul begitu saja saat ia melihat bentuk batunya, ketika itu juga otak dan tangannya bekerja mengukir batu cadas menjadi sebuah karya seni yang indah dan bernilai jual tinggi. Dan Udin merasa bersyukur karena batu cadas yang berada di wilayahnya tidak mudah hancur dan mudah dibentuk.

Proses pembuatan kerajinan batu gading melalui banyak proses dimulai dari pemilihan batu yang akan digunakan secara selektif, apakah retak ataukah masih harus dibelah lalu barulah menentukan desain. Untuk membuat kaligrafi berbentuk bulat, batu dibentuk bulat menggunakan kampak. Setelah itu batu dihaluskan dan dikerik dengan pisau. Lalu, dipahat sesuai desain memakai tatah ukir. Selanjutnya diamplas dengan amplas besi.

Setelah dikeringkan selama satu hari, batu dibersihkan dari debu, dan bagian yang perlu pewarnaan diwarnai dengan cat air. Setelah kering, batu digoreng di dalam wajan berisi lemak hewan dengan tujuan menghilangkan kadar air, menutup pori-pori dan menambah karakter motif yang dipahat. Selain itu bisa juga dipilox dengan warna transparan untuk mengkilapkan dan sebagai anti gores.

Sebagai seniman, Udin tak bisa berdiam diri melihat sisa potongan batu cadas yang ada, maka dari itu ketika ia melihat langsung sisa potongan atau yang kecil-kecil itu pun dapat menjadi sebuah karya yang menghasilkan uang, “Saya maunya sekecil apapun batu cadas ini tidak ada yang terbuang, semua bisa jadi uang,” tuturnya seraya memperlihatkan contoh produk hiasan untuk horden yang ia buat.

Udin mengatakan bahwa dalam berbisnis haruslah penuh kesabaran dan berproses maksudnya menikmati proses yang ada bukan menikmati hasil. Untuk kendala saat ini, ialah masih terbatas pada sumber daya manusia yang berbakat, sehingga, ia perlu memberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum bisa memahat di atas batu cadas.

“Saya pernah bilang kepada mereka yang berbakat, tidak punya ijazah, bukanlah penghalang untuk bisa berkarya dan bagi saya sukses saya adalah sukses bersama,” ujar seniman yang juga seorang pengajar disebuah sekolah ini. Untuk saat ini, Udin ingin konsentrasi berkarya di kampung halamannya dulu, karena ia melihat masih banyak batu-batu cadas yang bentuknya semakin unik untuk bisa dimanfaatkan.

Rumah Pudding Cake, Inovasi Pudding Di Dalam Cake


Pudding atau cake, cake atau pudding? Pasti Anda akan bertanya seperti itu jika melihat produk pudding cake yang dihasilkan oleh Rumah Pudding Cake (RPC). Tampilan luarnya yang cantik menipu mata, bentuknya seperti pada umumnya cake, namun saat dipotong, barulah Anda tahu ternyata cake itu adalah pudding.

Biasanya cake dimakan secara terpisah dengan pudding, keduanya merupakan makanan yang sama lezatnya, sehingga jika keduanya dikombinasikan menjadi suatu hidangan baru, maka kelezatan akan berganda dan memberikan citarasa yang mewah dengan kelembutan yang mampu membelai lidah. Pudding cake termasuk jenis dessert, bentuknya yang berupa cake berpadu pudding membuat penampilannya menjadi cantik dan unik.

Berawal dari kesukaannya pada pudding dan kejenuhannya pada pudding yang itu-itu saja, membuat Debyanita Juliani memutar otaknya untuk membuat sesuatu yang berbeda. Terbesitlah dalam benaknya untuk membuat pudding cake, sehingga pudding tidak monoton hanya berbentuk layaknya pudding pada umumnya.

Dan hasilnya, wow… lewat eksperimen-eksperimen yang ia jalani, terciptalah pudding cake original yang lezat yaitu zebra cake pudding, lapis Surabaya pudding, black forest pudding dan tiramisu pudding. Pudding cake yang ia hasilkan berbeda, unik, cantik dengan rasa yang tak kalah dari penampilannya.

Sejak Maret 2008, Ibu dari dua anak ini memutuskan untuk resign dari tempatnya bekerja selama ini sebagai manager training untuk kosmetik Christian Dior & Givenchy. Sejak itulah Deby mulai menekuni bisnis Rumah Pudding Cake yang ia jalani di rumahnya dikawasan Bogor.

Awalnya, hanya pudding cake original yang ia buat, namun seiring berjalannya waktu dan makin banyaknya pesanan, membuat ia harus membuat kreasi yang baru lagi. Terciptalah produk dari RPC yang makin bervariasi diantaranya Cream Strawberry Charlotte, fruits Mocca Charlotte, cup pudding, kid pudding, truly pudding, pudding siram cokelat dan masih banyak lainnya.

Dan yang terbaru adalah Fruits Peach Pudding yang berisi lapisan sponge cake dan peach pudding serta potongan cocktail diberi toping buah-buahan yang menyegarkan dan agar nampak elegan dibungkus dengan ukiran coklat. Fruits Peach Pudding yang berdiameter 20cm ini dijual seharga Rp 175.000 dan Fruits Peach Pudding ini pas buat hantaran di hari Natal. Selain itu ada juga truffle cokelat yang dikemas dalam sebuah mangkok bening yang cekung dengan cake cokelat yang menghiasi pinggiran mangkok.

Meskipun pemasaran pudding cake ini hanya lewat online saja, namun reaksi pasar ternyata cukup bagus. Pesanan demi pesanan pun diterima RPC, dalam seminggu RPC bisa menerima 10-20 pesanan, terlebih lagi saat moment hari raya bisa mencapai 4 kali lipat dari biasanya. Saat ini, RPC hanya menerima order berdasarkan pesanan, namun untuk kedepannya, Deby berharap RPC dapat memiliki toko sendiri.
Selain itu produk-produk yang ada, RPC juga menerima pesanan kue ulang tahun. Untuk jenis ini, Deby mengaku memadupadankan antara pudding dan cake. “Untuk kue ulang tahun, saya padukan antara pudding dan cake, karena kalau pudding semua, nanti tidak bisa diberikan hiasan krim pada bagian luarnya,” ujar wanita lulusan psikologi UNIKA Soegijapranata, Semarang ini.

Meskipun namanya pudding cake, RPC tetap menyediakan fla bagi yang menginginkannya. Untuk fla, RPC membuatnya dari bahan-bahan berkualitas, sehingga rasanya enak dan tidak bikin eneg. Dalam pemilihan bahan baku produksi RPC memang menggunakan produk dengan kualitas yang bagus, karena bagi Deby rasa itu tidak bisa bohong.
Contohnya saja, untuk susu, Deby memilih susu murni tanpa SKM atau susu UHT, agar pudding cake yang ia buat tidak cepat berair. Untuk masa tahan lamanya, pudding cake buatan Deby ini mampu bertahan 5-7 hari dengan disimpan di kulkas dan 2 hari jika disimpan diluar kulkas.

Untuk bahan-bahan dasar membuat pudding cake tidaklah sulit, hanya dibutuhkan telur ayam, gula pasir, tepung terigu, baking powder, mentega, rum pasta, agar-agar, susu kental manis, susu murni dan aneka tambahan lain seperti aneka buah, cokelat atau keju sebagai pemanis tampilan. Dalam proses produksi pudding cake, Deby masih mengukur takarannya sendiri, karena diperlukan ketelitian untuk komposisi bahan-bahan yang akan digunakan.

Pudding cake RPC ini dijual mulai dari Rp 70.000- Rp 250.000. Deby mengakui awalnya banyak customer yang merasa harga yang ia patok terlalu mahal untuk sebuah pudding, namun ketika mereka merasakan pudding cake itu, barulah mereka mengatakan bahwa harga itu sebanding dengan rasa yang disuguhkan.

Untuk pengiriman, customer tak perlu khawatir, RPC membungkus dengan rapi pudding cake pesanan pada sebuah box yang dibuat khusus untuk RPC, dengan design ekslusif nan cantik, cocok juga untuk customer yang ingin memberikan pudding cake ini kepada orang lain. Jadi, customer tak perlu khawatir dengan kondisi pesanannya., apakah akan hancur atau tidak.

“Saya belajar dari pengalaman, dulu saya masih menggunakan box yang dijual dipasaran, tapi hasilnya pudding cake yang saya kirimkan banyak yang hancur, maka dari itu, saya akhirnya mendesign sendiri box untuk RPC dan mencari produsen yang bisa membuat box seperti yang saya mau,” tutur wanita kelahiran 13 Desember 1975 ini.

Saat ini, untuk pengiriman pesanan, Deby mematok minimal order RP 150.000 yang harus dibayarkan terlebih dahulu ke rekening miliknya, barulah ia akan mengirimkan pesanan yang telah dibayar. Dalam pengiriman, untuk wilayah diluar Bogor RPC masih menggunakan jasa pengiriman barang dan dikenakan biaya Rp 65.000, namun jika masih diwilayah Bogor, RPC biasa menggunakan jasa kurir suruhan sendiri dengan dikenakan biaya Rp 20.000.

Produk yang unik belum tentu akan laris jika tak diiringi strategi pemasarannya, maka dari itu RPC tetap mempromosikan produknya secara online, dan selanjutnya akan mencoba untuk masuk kedalam keramaian dengan memberikan tester, brosur atau ikut bergabung di bazaar.

Banyak rintangan yang ia jalani saat berbisnis pudding cake ini, mulai dari harga bahan baku yang labil, customer yang tak jadi mengambil pesanannya sampai pada produk yang diterima customer rusak. Namun, itu semua tak membuat Deby menyerah, ia tetap berpegang teguh harus customer service oriented, baginya pelanggan haruslah diberi service yang bagus. Maka dari itu, ketika ia menemui customer yang menerima produknya dalam kondisi rusak, ia akan menggantinya dengan produk baru.