Meraup Laba dari Kentang Tornado




Kentang, makanan yang satu ini tentunya sudah tak asing lagi dikeseharian Anda. Di Indonesia, kentang pada umumnya hanya di goreng memanjang, di rebus untuk dijadikan pelengkap somay ataupun di olah lagi menjadi makanan yang lezat dan tentunya kaya akan manfaat bagi tubuh. Tapi tahukah Anda, ternyata kentang tak hanya dapat dibentuk memanjang saja, tapi juga dapat berbentuk spiral atau seperti tornado dengan panjang kurang lebih 30cm.

* Wahyuning Kurniawati *


Pasti Anda bertanya dalam hati. Kentang berbentuk spiral seperti tornado, bagaimana bisa?. Bisa saja kok, dengan menggunakan mesin khusus untuk memotongnya, kentang dengan ukuran panjang 8-10cm dapat dibentuk lain daripada biasanya, sebuah bentuk spiral seperti tornado. Twister Chips, nama brand kentang spiral itu. Sebuah inovasi kreatif di dunia fast food kentang.

Kentang yang biasanya hanya digoreng memanjang dan polos tanpa bumbu bisa “disulap” menjadi sebuah makanan yang dinikmati dalam bentuk dan cara yang tak biasa. Dipotong dengan alat khusus, di goreng, di beri bumbu lalu ditusukkan di sebuah tusuk bambu, jadilah Twister Chips. Penampilannya yang unik dan menarik seperti angin puyuh membuat Anda penasaran untuk segera menikmatinya. Terlebih lagi kentang yang biasanya sebagai teman menonton televisi dirumah ini kini dapat dinikmati dimana saja, saat Anda di mall ataupun saat ada di jalan.

Twister Chips merupakan kentang berbentuk spiral atau angin puyuh atau tornado pertama dan satu-satunya di Indonesia!!! Mengapa bisa demikian?. Ternyata baik brand, mesin maupun design produknya telah dipatenkan oleh Djap Siat Sien dan Willy selaku pemilik usaha Twister Chips.

Meskipun mengadaptasi dari jajanan khas Korea, Twister Chips beda dari yang ada di Korea. Jika pada umumnya di Korea hanya di goreng biasa tanpa diberikan bumbu, di Twister Chips, kentang yang digoreng masih dengan kulitnya ini ditaburi bumbu yang terdiri dari 13 rasa beraneka macam diantaranya ada rasa barbeque, jagung bakar, balado, jagung meksiko, keju bakar, seafood bakar, ayam lada hitam, ayam bawang, sapi bawang dan lain-lain.

Kentang goreng ala Twister Chips ini di goreng bersama kulitnya, tentunya setelah di sikat sampai bersih. Dan tahukah Anda, jika ternyata kulit kentang ini kaya akan kalium dan diyakini sebagai antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas yang merusak sel-sel yang akan mengarah pada sejumlah penyakit, termasuk kanker.

Sedangkan daging kentangnya sendiri mengandung vitamin seperti vitamin B1, B2, niacin, vitamin C dan bahkan mineral natrium dengan kadar alkalin yang cukup tinggi dan dapat berfungsi untuk meningkatkan pH yang terlalu asam di dalam tubuh. Hal ini akan membuat aktivitas hati menjadi lebih baik, jaringan menjadi elastis, dan otot menjadi lentur.

Yenni, Franchise Manager Twister Chips mengatakan perkembangan usaha ini semakin lama semakin menunjukkan kemajuan. Hal ini dapat dipahami, karena kentang seperti ini sangatlah unik sehingga berpeluang menarik banyak konsumen. Sejak tahun 2006 Twister Chips berdiri, kini telah hadir 57 franchisee Twister Chips yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia diantaranya Surabaya, Malang, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Samarinda, Lampung, Medan, Balipkpapan, Makasar dan Mataram.

“Untuk menjadi franchisee dari Twister Chips ini tak ada syarat khusus, hanyalah Anda haruslah siap mental, sudah ada tempat, dan pastinya menyiapkan dana untuk membeli paket franchise yang kami sediakan,” ujar wanita kelahiran 3 November 1982 ini.

Tersedia dua paket pilihan yang dapat dipilih yaitu paket gerobak senilai Rp 28,8 juta dan paket booth senilai Rp 48,8 juta. Untuk kedua paket ini, franchisee mendapatkan sebuah gerobak outdoor untuk paket gerobak dan booth type mall untuk paket booth. Selain itu, franchisee akan mendapatkan mesin twister chips, deep fryer, perlengkapan counter, peralatan penjualan, promotion kit, training karyawan dan tentunya bahan baku awal berupa bumbu sebanyak delapan kg yang terdiri dari delapan rasa, saos sebanyak empat kg dan tusuk bambu sebanyak 250 tusuk.

Untuk harga jual Twister Chips, Yenni mengatakan harga berkisar dari Rp 9-10ribu untuk di mall dan Rp 6ribu untuk harga minimal, harga bergantung pada tempat jualan. Meskipun demikian, franchisee telah mengantongi keuntungan lebih dari 300%. Mengapa demikian?. Hal ini dikarenakan, modal bahan baku yang dikeluarkan franchisee untuk satu tusuk Twister Chips hanyalah sekitar Rp 2000!!!.

“Selain itu, keuntungan lain yang diperoleh oleh franchisee yaitu produk Twister Chips yang unik ini saingannya hampir tidak ada, karena telah kami patenkan design produknya, dan tak ada royalty fee. Jadi si franchisee hanya perlu beli paket dan bisa langsung berjualan. Dan menikmati keuntungannya sendiri tiap bulan dengan kontrak jangka waktunya lima tahun. Namun, jika ingin memperpanjang kontrak lima tahun mendatang haruslah membayar Rp 8juta,” tutur Yenni.

Yenni melihat peluang usaha kentang goreng ala Twister Chips ini lebih berkembang didaerah. Maka tak heran, jika Twister Chips lebih berkembang dan banyak ada di daerah. “Di Surabaya banyak franchisee kami, malah sekarang yang lagi ramai dan trend-nya di Makasar, disana baru sebulan sudah balik modal. Karena cepat balik modal, dalam enam bulan, si franchisee ini tambah outlet baru,” ujar Yenni dengan penuh semangat.

Ia menambahkan sampai saat ini belum ada franchisee yang tutup. Dari rata-rata yang sudah berjalan, rata-rata omzet franchisee terus meningkat dan semakin ramai. Rata-rata outlet dapat mengantongi keuntungan bersih Rp 8juta-Rp 20 juta/ bulannya.

Twister Chips tak hanya menjual kentang goreng tornado sebagai andalannya, tapi juga menyediakan original fries, crispy tofu, sosis balls, potato nugget, fried cassava (singkong goreng), dan crispy mushroom (jamur tiram putih). Dan setiap enam bulan sekali akan ada produk baru.

Untuk bahan baku kentang itu sendiri franchisee dapat membelinya sendiri diwilayahnya. Yenni mengatakan untuk kentang ia menggunakan kentang lokal dengan tipe kentang khusus untuk yang digoreng dan dagingnya berwarna kuning atau lebih dikenal dengan nama kentang mentega. Sedangkan untuk bumbu, franchisee haruslah membelinya dari franchisor.

“Untuk bumbu haruslah beli dari kita, karena biar rasanya seragam. Dan bumbu kita ini kita produksi sendiri dengan ketahanan produk 4-6 bulan. Sedangkan untuk minyak kita menggunakan minyak khusus untuk industri yang kita campur dengan minyak padat untuk hasilnya agar lebih renyah dan supaya tidak berminyak banget,” ujar Yenni sedikit berpromosi.


* Analisa keuangan Type Gerobak ( outdoor ):
Investasi awal : Rp. 28.800.000,-
Pemasukan
Omset per hari ( menjual minimal 50 twister chips) : Rp. 350.000,-
Omset rata-rata per bulan : Rp. 10.500.000,-
Pengeluaran
Bahan baku ( 50 kentang x 30 x2050,-) : Rp. 3.075.000,-
Gaji pegawai 2 orang : Rp. 1.000.000,-
Sewa tempat , listrik : Rp. 2.000.000,-
TOTAL PENGELUARAN Rp. 6.075.000,-
Nett profit : Rp. 4.425.000,-
ROI ( Return Of Investment )+/- = 6 bulan

* Analisa keuangan Type Booth ( indoor ):
Investasi awal : Rp. 48.800.000,-
Pemasukan
Omset per hari ( menjual minimal 70 twister chips) : Rp. 630.000,-
Omset rata-rata per bulan : Rp. 18.900.000,-
Pengeluaran
Bahan baku ( 70 kentang x 30 x2050,-) : Rp. 4.305.000,-
Gaji pegawai 2 orang : Rp. 1.800.000,-
Sewa tempat , air, listrik, dll : Rp. 4.000.000,-
TOTAL PENGELUARAN Rp. 10.105.000,-
Nett profit : Rp. 8.795.000,-
ROI ( Return Of Investment ) +/-= 6 bulan

Auntie Betsie, Ada Tas di Dalam Tas



Handphone Anda berdering, dan Anda harus segera menemukannya dalam tas besar Anda yang berisi bermacam-macam barang?. Sedangkan di ujung sana, dering telah berhenti sebelum Anda dapat menemukan handphone Anda?. Tenang, ini tak akan jadi masalah lagi. Karena sekarang ada bag organizer yang menjadikan tas Anda rapi dan terorganisir. Jadi, Anda tak perlu repot lagi mencari barang didalam tas Anda.

* Wahyuning Kurniawati *


Apa seh bag organizer itu?. Bag organizer merupakan tas yang diletakkan di dalam tas yang fungsinya menjaga kerapihan isi tas. Anda dapat meletakkan kunci, dompet, handphone, memo, pulpen, alat kosmetik, sisir, sapu tangan dan lain-lain sesuai kebutuhan Anda pada saku-saku bag organizer. Isi tas Anda akan terlihat teratur, bersih dan cantik. Terbuat dari bahan yang kuat dan dijahit dengan rapi, serta dapat dicuci membuat bag organizer saat ini semakin “naik daun” saja.

Adalah tiga orang wanita, Fany Tanjung, Greta Anastasia, dan Donna Lesmana yang “haus” akan kreasi yang unik dan “gw banget” ini, akhirnya mendirikan Auntie Betsie yang saat ini memproduksi bag organizer nan cantik, tas kosmetik dan cermin dengan ciri khasnya yang bervariatif dan girlish banget.

Sebenarnya awal mula cerita sampai akhirnya Fany, Greta dan Donna menciptakan Auntie Betsie ini adalah berdasarkan pengalaman pribadi mereka. Yang terkadang suka mengalami kesulitan saat mencari-cari barang yang dibutuhkan seperti kunci dan handphone misalnya didalam tas besar mereka.



Membuang waktu percuma hanya untuk mencari sebuah kunci, membuat mereka bertiga berpikir bagaimana kalau ada tas yang memiliki saku-saku dimana dapat menaruh barang yang berbeda disetiap sakunya. Lantas dari ide tersebut muncullah kreasi sebuah tas yang multiguna menjelma menjadi sebuah bag organizer yang tak hanya fungsional namun juga fashionable.

Auntie Betsie, nama itulah yang disematkan pada produk bag organizer karya mereka.“Auntie Betsie ini seperti tante di setiap keluarga, kadang tante itu harus rapi. Ide pertamanya tentang organizing barang-barang, auntie ini kita gunakan sebagai karakter membantu orang-orang untuk membuat hidup lebih mudah dan rapi,” ungkap Greta

Auntie Betsie yang berdiri pada Juni 2009 ini beda daripada bag organizer yang kini banyak dijual dipasar online. Selain produk handmade, bag organizer Auntie Betsie tidak pasaran dan tidak dijual grosiran. “Kalau barang sudah habis, kita tidak bikin lagi, kecuali yang corak polos kita punya signature colour-nya,” ujar Donna.

“Tas wanita umumnya berukuran besar dan isinya macam-macam. Dan rata-rata wanita punya lebih dari tiga tas. Nah pasti mereka mau ganti warna atau model. Jadi ini (bag organizer,-red) memudahkan sekali. Tinggal diangkat lalu ditaruh ditas yang baru. Biasanya kita kalau mau ganti tas, kita harus memindahkan isi-isinya dulu dan itu kemungkinan ketinggalan barangnya sangat besar,” ujar Donna sedikit berpromosi.

Bag organizer produksi Auntie Betsie terdiri dari dua ukuran yaitu ukuran besar (30cm x 22cm x 12cm) dan ukuran kecil (23cm x 16cm x 9cm) yang telah disesuaikan dengan ukuran tas wanita pada umumnya. Untuk bahan Auntie Betsie memilih bahan yang ringan sehingga keluar masuk tas juga mudah dan tak boleh luntur saat dicuci. Dan biasanya menggunakan bahan katun yang didapatkan di pasar lokal seperti pasar Tanah Abang, Pasar Baru atau Mayestik. Namun, terkadang Auntie Betsie mengeluarkan produk limited edition dengan bahan yang sedikit ekslusif dan berbeda dari biasanya.

Untuk harga jual, tas kosmetik dibanderol Rp 35ribu-55ribu, bag organizer ukuran besar Rp100ribu-150ribu, sedangkan bag organizer ukuran kecil Rp 75ribu-85ribu. Harga tersebut harga per satuan produk dan harga tergantung bahan yang digunakan. Dan menariknya, Auntie Betsie tidak membebankan ongkos kirim kepada konsumen yang berada di wilayah Jabodetabek.

“Ongkos kirim gratis untuk wilayah Jabodetabek, namun untuk diluar wilayah itu ongkos kirim ditanggung konsumen. Selain itu, kami akan memberikan diskon sebanyak 15% jika konsumen membeli minimal 15 buah produk Auntie Betsie,” ungkap Greta yang setelah menikah bekerja sebagai freelance graphic designer.

Dalam memasarkan produknya, tiga wanita yang telah berteman semenjak bangku Sekolah Dasar ini memilih menggunakan sarana online, bazaar/ pameran serta promosi dari mulut ke mulut. Dari sana saja, produk Auntie Betsie banyak yang habis terjual dan telah memiliki pelanggan yang selalu membeli produk-produk terbaru keluaran Auntie Betsie.

Setelah enam bulan berjalan, kini Auntie Betsie mampu menjual rata-rata 200 buah produk per bulannya dengan omzet lebih dari Rp 15juta per bulannya. Permintaan diakui Greta terus meningkat dari bulan ke bulan. Hal ini membuat mereka semakin terpancing untuk terus menghasilkan karya baru yang lebih inovatif dan tentunya fungsional. Kedepan, Auntie Betsie berencana menghadirkan produk baru yaitu berupa tas laptop dan storage box.

Awalnya Auntie Betsie hanya memproduksi lima motif yaitu black forest, serabi, lolipop, cupcake dan brownie. Dan itupun hanya terdiri dari tiga ukuran besar dan dua ukuran kecil. Namun kini Auntie Betsie telah memproduksi puluhan motif baru yang cantik-cantik dan tentunya “cewek banget”. Dengan modal Rp 10juta, awalnya mereka memproduksi sebanyak 300 buah produk.

Dari banyak motif yang dipasarkan oleh Auntie Betsie, Black Forest merupakan best seller dan Black Forest yang berwarna hitam tetap menarik konsumen, maka tak heran motif ini selalu ada sejak awal berdiri Auntie Betsie sampai saat ini. Black Forest termasuk pada Seri Forest yang terdiri dari Blackforest, Redforest, Greenforest dan Pinkforest.

Donna yang merupakan lulusan University Of Wisconsin-Madison, USA jurusan Jurnalistik ini menambahkan nama-nama produk Auntie Betsie yang terbilang unik ini diambil dari nama makanan misalnya licorice, veryberry, cotton candy, tutti frutti dan lain-lain. “Karena kan auntie (bibi,-red) suka memasak, suka melayani. Jadi nama-namanya makanan saja, kan wanita suka makan juga,” ujar Donna yang bekerja sebagai konsultan ini.

Dalam menciptakan design produk Auntie Betsie, Greta yang merupakan lulusan California State University, Fulleeton jurusan Graphic Design ini banyak berperan sebagai designer produk. “Untuk modelnya dan kombinasi warna kami ciptakan sendiri. Kita juga banyak improvement, misalnya dari konsumen ada yang bilang resletingnya kurang panjang atau bagaimana. Jadi kita benar- benar belajar dari permintaan konsumen untuk pengembangan produknya,” ujar wanita kelahiran Bandung, 28 Juli 1984 ini.

Sedangkan dalam hal memasarkan produk, Fany yang memiliki gelar S2, Master of Marketing dari Monash University, Melbourne, Australia ini menyempurnakan jalannya usaha Auntie Betsie yang dijalani ketiga sahabat ini. Dengan hanya modal awal Rp 10juta, Auntie Betsie kini terus berkembang menjadi sebuah usaha yang menjanjikan.

The Apartment, Bersantap Layaknya di Rumah Sendiri




Makan di restoran atau café saat ini tidaklah sekedar menikmati makanan ataupun minuman yang disajikan di tempat itu. Namun juga, kini telah beralih menjadi tempat dimana pengunjung juga bisa menghabiskan waktu bersama teman, keluarga atau rekan kerja.

* Wahyuning Kurniawati*


Kini, sudah tak asing lagi jika kita melihat banyak orang duduk menghabiskan waktu berlama-lama di restoran atau café sambil membuka laptopnya, ada yang hanya duduk manis membaca majalah atau menonton televisi yang disediakan pengelola restoran ataupun café tersebut. Memang, saat ini telah banyak restoran maupun café yang menyuguhkan tak lagi hanya makanan dan minuman. Tapi juga fasilitas dan tentunya pendukung lainnya yang tak kalah penting yaitu suasana.

Banyaknya pilihan restoran atau café yang hadir saat ini, mau tak mau, membuat si pengelola harus membuat suasana yang beda. Saat ini banyak restoran yang menawarkan konsep interior tempo dulu, ada pula pengelola restoran yang mencoba memikat pengunjung dengan suasana pedesaan. Lengkap dengan saung dan ornamen yang biasa ditemukan di rumah-rumah penduduk di desa.

Lain halnya dengan The Apartment yang hadir dengan konsep layaknya apartemen mampu memberikan nuansa baru pada waktu bersantap Anda. Berlokasi di Jl. HR Rasuna Said, Jakarta, The Apartment menawarkan kenyamanan dengan konsep homy yang membuat Anda seakan seperti berada di rumah sendiri. Layaknya sebuah hunian, maka Anda akan disuguhi dekorasi dan setting ruang seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur, kamar mandi hingga perpustakaan.

The Apartment boleh dikatakan menjual suasana, namun untuk urusan makanan tetap menjadi prioritas utama restoran yang beroperasi mulai pukul 06.00-24.00 WIB saat weekdays dan pukul 09.00-02.00 WIB saat weekends ini. “Tapi tetap sebagus-bagusnya konsep interior kita, tapi tetap produk utama kita adalah makanan. Makanan itulah yang jadi nomor satu buat kita untuk tetap eksis di dunia restoran,” tutur General Manager The Apartment, Tito Andhika.

Dengan mengadaptasi konsep rumah ala Eropa Timur atau tepatnya Skandinavia, The Apartment mencoba hadir dengan suguhan kuliner rumahan khas Eropa seperti spaghetti, pizza dan pasta. Di sini, Anda tak akan menemukan makanan Asia ataupun makanan khas Indonesia. Karena memang menu yang disajikan hanyalah menu kuliner khas Eropa, sesuai dengan konsep dekorasi The Apartment.

Nuansa minimalis dan natural tergambar ketika Anda menginjakkan kaki pertama kali di The Apartment. Warna cokelat hampir menghiasi seluruh dinding maupun perabotan yang ada. Terutama sekali terlihat di dapur, kamar dan perpustakaan. Tito menjelaskan, bahwa ide konsep The Apartment ini berasal dari Budiman, owner The Apartment.

“Beliau sudah lama diluar negeri dan punya pemikiran ingin punya restoran yang nyaman, karena kan biasanya orang ke restoran hanya jadi tempat transit saja. Dandan sudah lama, tapi disana (restoran,-red) cuma sebentar,” ungkap pria yang telah malang melintang selama 14 tahun di Food and Beverage ini.

Restoran yang berdiri sejak April 2009 ini memang menawarkan konsep rumahan yang tidak setengah-tengah. Selain terlihat dari interior, ruang yang tersedia dan pelayanannya, The Apartment juga membebaskan pengunjungnya untuk makan dimana saja sesukanya, dan tak ada batas waktu. Sehingga banyak pengunjung setia yang “komplain” atas pelayanan The Apartment. Tito menjelaskan bahwa ia sering menerima “komplain” kalau pengunjung menjadi malas keluar dari restoran itu, terlebih lagi jika jalanan macet. Dan baginya itu bukanlah masalah, karena memang manajemen restoran ingin setiap pengunjung merasa nyaman.

Selain itu, yang membedakan The Apartment dengan restoran lain yaitu di restoran yang mampu menampung sitting 160 orang ini menyediakan menu breakfast yang siap sejak pukul 06.00 WIB. Jenis menunya bervariasi, seperti fluffy pancake, french toast, fresh fruits, fish and potato dan The Apartment Breakfast yang menjadi favorit pengunjung.

Sajian menu sarapan pagi hanyalah salah satu upaya menggaet loyal customer, karena sangat jarang restoran yang buka di pagi hari dan menyediakan menu sarapan. “Saat Breakfast paling saya hanya punya 4-5 meja, kebanyakan ada juga yang take away, beli kopi. Karena itu strategi The Apartment, Karena itulah culture dari kita,” papar Tito.

Biasanya pengunjung mempunyai tempat favorit untuk menikmati santapan. Dan saat makan siang biasanya pantry, library, bathroom menjadi tempat favorit, untuk sarapan biasanya living room sedangkan teras dan jacuzzi banyak diminati saat makan malam.
Tito menjelaskan setiap ruangan memiliki karakteristik sendiri. Ia menceritakan bahwa living room biasa digunakan untuk arisan ataupun high tea. Letaknya yang di ujung dan dibatasi partisi, membuat tempat ini cocok untuk mengadakan acara karena tidak akan mengganggu pengunjung lain.

Di sebelah living room ada pantry yang dilengkapi panci-panci serta aneka peralatan memasak yang digantung di langit-langit. Semua peralatan itu layaknya sebuah dapur, namun itu semua hanyalah pajangan saja. Diluar sebelah pantry, Anda akan menemukan teras dan dua buah jacuzzi yang diisi dengan meja. Di area ini ditempatkan pula beberapa dining table dengan kursi kayu yang mampu menampung 50 orang.

Tak hanya itu saja, di tengah ruangan ada sebuah tempat tidur yang nyaman. Anda dapat bersantai sambil menonton televisi, dan khusus pada hari Minggu, akan ditayangkan siaran cartoon network dan ada badut yang menghibur sambil memberikan balon yang dibentuk binatang atau mainan untuk anak-anak.

Bagi yang gemar membaca buku, Anda dapat memilih area library untuk menikmati santapan Anda. Di library ini Anda dapat membaca koleksi buku yang disusun di dalam rak-rak dua muka yang terlihat mewah dan terpasang foto-foto pengunjung setia The Apartment. Di sebelah library, ada bathroom yang untuk menonjolkan kesan kamar mandi, dinding ruangan dipasang blok-blok keramik berwarna biru, sehingga ruangan bisa menimbulkan efek echo ketika pengunjung berbicara. Seperti ada di kamar mandi sungguhan, ditambah lagi dengan adanya bath tub dan pancuran di atasnya.

Itulah sekilas gambaran tentang ruangan yang ada di The Apartment yang memang unik. Sedangkan untuk kulinernya, The Apartment menyajikan Monday Night Prime Ribs setiap hari Senin. Daging prime beef seberat 6 kg yang dipajang dalam sebuah trolley yang kemudian ditawarkan kepada pengunjung dan dipotong langsung dihadapan pengunjung sesuai permintaan.

Selain itu, bagi pecinta wine, pada hari Senin-Jumat pukul 17.00-20.00 WIB, The Apartment memiliki promo happy hour. “Kalau yang doyan nge-bir, minum wine itu cocok datang jam 5 sore, biasanya orang-orang asing yang kesini, karena buy one get one,” ujar Tito sedikit berpromosi.

Selain pizza, pasta, spaghetti, salad yang banyak dipesan pengunjung. Anda tak boleh kelewatan mencicipi Gracia Tower Lasagna yang menjadi andalan restoran ini. Lasagna yang terdiri atas saus daging, saus bechamel, dan keju mozzarella ini berpadu dengan pasta tomat. Bentuknya unik, segitiga dengan ujung lancip yang menghadap ke atas. Jika Anda fanatik dengan menu Steak, jangan lewatkan menu Wagyu Beef Cheek yang dihidangkan bersama kentang dan sayur yang dipanggang.

Sambil menyantap lasagna, Anda bisa memesan minum Moonglow. Mocktail yang menyehatkan ini adalah campuran jus nanas, sirup strawberry, susu, dan diatasnya diberi whipped cream serta buah cherry. Selain itu, coba juga Fillalatella, mocktail berwarna merah yang terbuat dari buah cranberry, cherry, dan raspberry.

Untuk penutup, Anda bisa memesan The Apartment Gourmet Sampler yang berisikan tiga dessert yaitu tiramusi, chocolate mousse, dan satu lagi adalah kreasi chef yang selalu berubah setiap hari. Jika masih kurang, Anda dapat pula memesan Chocolate Lava yang cokelatnya akan meleleh saat Anda membelahnya dan ini cocok dinikmati dengan es krim rasa vanilla.

Untuk Anda yang ingin menikmati sajian menu dari The Apartment, namun tak punya waktu untuk datang langsung, Anda hanya tinggal menelepon dan The Apartment siap mengantar pesanan Anda. “Sejak per tanggal 5 Januari 2010, kita ada delivery, tapi masih meng-cover wilayah Rasuna Said saja, karena kita mencoba menjaga kualitas produk kita dan yang paling banyak dipesan adalah pizza dan pasta,” ujar Tito.