Berbisnis Kayu Solid Yang Multiguna



Kayu, kini tidak hanya dipakai untuk sekedar membuat perabotan saja. Namun kini, kayu bisa juga dikreasikan menjadi sebuah mainan edukatif bernilai jual tinggi. Di Samarinda, Erica Sulistina pintar memanfaatkan sumber daya alam kayu yang berlimpah diwilayahnya. Lewat ADEKA Educational Toys and Craft ia mengenalkan karya-karya inovasi mainan kayu yang bermutu tinggi.

Semua berawal dari kegemaran menggambar yang ditunjang usaha orang tua yang memiliki usaha Moulding Kayu, membuat Erica sering mengaplikasikan hasil gambarnya menjadi sebuah mainan/prakarya kayu yang unik. Sejak tahun 2005, mulailah wanita berumur 25 tahun ini membuat papan nama kelompok belajar, rumah boneka, panggung boneka, atau Lukisan khas anak-anak untuk dinding sekolah TK/playgroup.

Seiring waktu berjalan, tepatnya 6 Juni 2006, akhirnya Erica memberanikan diri membuka ADEKA yang merupakan nama panggilannya yang diberikan oleh keluarganya. Bermodalkan mesin dan alat yang terdapat di Moulding milik Orangtuanya, ia memulai ADEKA Educational Toys and Craft. Menurutnya, untuk membuat mainan, lebih diutamakan memiliki Alat yang portable atau handy.

Pesanan demi pesanan pun mulai beragam menjadi rak sepatu, meja belajar, puzzle, mainan balok, dan produk lainnya. Sampailah pada tahun 2007 Erica mulai menerima tawaran untuk mengerjakan mainan yang lebih beragam. Dari sanalah ia tertarik untuk mencari referensi tentang mainan kayu. Mulai dari bentuk, ukuran sampai aksesorisnya. “Akhirnya pada akhir tahun 2008, mainan yang kami produksi mulai banyak yang ready-stock, karena kami telah memiliki Showroom tetap yang beralamat di Jl. Cendana No. 3,” ujar istri dari Hadi Susanto ini.

Setelah memiliki showroom tetap, produk yang dihasilkan ADEKA semakin bervariasi mulai dari mainan balok, mainan stacking, mainan potong, alat peraga edukatif(APE), wiregame, mainan kayu jahit, palu ketok sampai pada mainan pesanan. Dalam memperoleh inspirasi design mainan, Erica akui terkadang suka muncul saat ia membaca komik-komik Jepang kesukaannya. Selain menjual produk-produk diatas, ADEKA juga menjual Woodcraft Construction Kits Impor (puzzle kayu rakitan 3 dimensi) terdiri lebih dari 75 koleksi jenis/seri.



Cutting Bread dan Cutting Roll-Cake merupakan produk unggulan ADEKA, mainan potong ini bisa direkatkan kembali setelah dipotong, berbentuk Roti dan kue Bolu Gulung (seukuran roti dan bolu sungguhan). Menurut ibu dari satu anak ini, produk ini diminati karena bentuknya yang unik dan bahannya yang terbuat dari kayu Meranti Oven yang berkarakteristik dengan seratnya yang cantik, ringan tapi awet.

Selain itu, ada juga berbagai jenis alat peraga edukatif, terutama rambu lalu lintas dan pohon kayu, karena gambarnya bukan sablon, melainkan langsung dilukis dengan cat super-gloss, dan menggunakan kayu bengkirai yang keras dan berat (tidak mudah jatuh).
Menurut Erica, produk mainan edukatif ini banyak memiliki manfaat diantaranya melatih konsentrasi, fokus dan pengamatan anak, melatih life-skill dasar, melatih motorik kasar dan gerak otot, melatih kesabaran & kemandirian anak, melatih anak untuk kreatif & imajinatif (anak akan dipandu untuk menggunakan otak kanan dengan lebih dominan), memperkuat daya ingat, mengenal bentuk, warna dan sifat benda juga sebagai media hiburan yang aman bagi anak.

Untuk bahan baku, ADEKA menggunakan kayu-kayu Kalimantan batangan seperti kayu meranti dan bengkirai yang berasal dari pemasok langganan usaha Moulding orangtuanya.. Sedangkan untuk Bahan Plywood dan bahan cat, ADEKA mengambilnya dari supplier maupun distributor. Untuk bahan MDF (Medium Density Fiberboard), ADEKA peroleh dari PT.Sumalindo, yang memang merupakan pabrik MDF di Samarinda.
Memang sudah banyak yang memproduksi mainan edukatif seperti ini di Indonesia, namun yang menjadi keunggulan produk ADEKA adalah digunakannya Kayu Solid Kalimantan sebagai sebagian besar bahannya. Sehingga usia mainan lebih tahan lama. Selain itu, beberapa jenis mainan juga didesain secara khusus (tidak diproduksi massal), sehingga lebih unik.

Selama ini, ADEKA mengenalkan produknya masih sekedar pada market di wilayah Pulau Kalimantan dan Indonesia Timur. Untuk di daerah Kalimantan sendiri, terutama Samarinda, mainan edukasi dan mainan kayu hanya dikenal baik oleh lingkungan sekolah TK, Playgroup, atau bimbingan Calistung. Tapi mulai awal tahun 2009, sudah banyak pula orangtua yang sadar akan pentingnya memilih mainan yang ada unsur edukasinya. Erica mengatakan meskipun perlahan, tapi ia yakin ke depannya, mainan edukasi akan lebih baik lagi pasarnya.

Berbicara mengenai suka duka dalam menekuni bisnis ini, Erica merasa senang karena ternyata mulai banyak orangtua yang sadar akan nilai plus mainan kayu atau jika ada perusahaan setempat yang berbelanja banyak di ADEKA, dengan maksud ingin menyumbang ke sekolah-sekolah terpencil
Secara pribadi, Erica yang juga bekerja sebagai arsitek ini merasa sedih jika mainan rusak saat pengiriman padahal sudah di usahakan sedemikian rupa. Atau pada saat para pendidik/Sekolah/orangtua lebih memilih Mainan Edukasi Impor, yang nyata-nyatanya sudah di’buang’ oleh banyak Negara maju karena bahan yang digunakan tidak aman untuk anak.



Perlu diketahui, di Samarinda, harga alat dan bahan semuanya mahal, belum lagi upah pekerja yang juga jauh lebih tinggi dibandingkan Pulau Jawa. Itulah yang menyebabkan, produk yang sama, di ADEKA bisa jadi lebih mahal dibanding harga di Pulau Jawa. Meskipun demikian Erica memiliki kebanggaan tersendiri karena telah menjadi salah satu perintis usaha Mainan Kayu di Kalimantan. Sebagaimana Moto Pemerintah Kalimantan Timur, kami pun “BANGGA MEMBANGUN KALTIM dengan Mencetak generasi Kreatif, Cerdas & Gembira”.

Selain di Samarinda, pemasaran produk ADEKA telah mencapai Balikpapan, Bontang, Palangkaraya, dan Jambi. Tapi untuk pembelian retail, ADEKA sudah melayani berbagai daerah di Indonesia. Produksi yang ADEKA hasilkan tergantung periode liburan sekolah atau event tertentu, namun, rata-rata sekitar 100-200buah/bulan.

Erica menyarankan, jika dalam bisnis ini belum ‘menghasilkan’, dibutuhkan kesabaran ekstra dan tetap terus semangat mengenalkan kepada masyarakat, bahwa mainan edukasi mutlak dibutuhkan anak pada masa tumbuh-kembangnya. Dan tak lupa men sosialisasikan bahwa mainan kayu lokal itu jauh lebih aman dan tahan lama dibanding yang Impor.

0 komentar:



Posting Komentar